HALO GUYS!
Kalian sudah tidak asing lagi dong dengan film DESPICABLE
ME ?
Mungkin masih ada yang belum tahu karna mungkin tidak suka
nonton film animasi.
Film despicable me ini merupakan film animasi yang di release
pada tahun 2010, dan sudah ada sampai despicable me 3 yang release
pada tahun 2017.
Film ini menceritakan seorang tokoh Bernama Gru, yaitu
seorang yang selalu mempunyai cita – cita menjadi penjahat terhebat sepanjang
masa, namun dalam perjalanan hidupnya, bukan menjadi seorang penjahat, malahan
dia menjadi penakluk penjahat, atau kitab bisa bilang menjadi seorang polisi,
dan tentu saja menjadi polisi yang benar – benar baik yah, hehe.
Selepas menonton film itu, saya menjadi refleksi diri saya,
dan ternyata saya kurang lebih mirip dengan si Gru, dan hanya saja terbalik.
Jika si Gru berusaha menjadi jahat, tapi ternyata keadaan membuat dia menjadi
seorang yang baik, yah mungkin memang dari hati Nurani seorang itu selalu baik,
tidak ada yang jahat, namun dia menemukan seseorang yang mendukung dia menjadi
baik seperti ketiga anak angkat nya dan pacarnya, sehingga ia menjadi seorang
yang baik, namun dalam kondisi saya, malah sebaliknya.
Memang orang yang dekat dengan saya, seperti keluarga inti
saya, mereka selalu membuat saya berusaha menjadi orang baik, namun pasti ada
saja dari pihak luar yang seakan – akan mendukung saya malah menjadi orang
jahat.
Pertanyaan-nya, “KOK BISA ?”
Saya sangat yakin , teman – teman pasti sering sekali
dipertemukan dengan hal yang sama, yang mana jawabannya Ketika ditanya “kok
bisa?” yaitu,
“Ketika saya sudah berbuat baik, kenapa yah, kok ada
saja yang menekan saya seakan – akan saya salah? Apa salah saya? Apa yang sudah
saya perbuat?”
Yap, kurang lebih itu pernyataan dan juga pertanyaan yang
pasti teman – teman pernah rasakan Ketika teman-teman berusaha berbuat baik
malah keadaan yang menekan kita untuk seakan – akan berhenti saja berbuat baik.
Jujurly, saya hampir nyerah, hampir mundur dari
menjadi seorang yang selalu berbuat baik, dan menjadi orang yang cenderung cuek
atau tidak peduli, mungkin otak, dan logika berpikir dan memaksa untuk berhenti
berbuat baik, tapi yang saya bingung, kenapa tubuh saya seakan tidak bisa
berhenti berbuat baik. Selalu saja bilang “siap” atau “okey” Ketika mereka yang
tidak peduli dengan saya meminta bantuan dari saya. Apakah saya ini bodoh?
Apakah saya ini tidak punya pendirian? Banyak orang yang Ketika saya sharing
hal ini mengatakan saya ini bodoh, dan jujur saya memang berasa saya
seperti orang bodoh.
Singkat cerita, setelah saya terjebak dengan siklus yang
seakan-akan saya mau berhenti berbuat baik, tapi malah tidak bisa, saya
akhirnya sadar, memang yang Namanya hati Nurani itu tidak ada yang jahat, semua
hati Nurani orang isinya pasti baik. Jika ada orang yang jahat bukanlah dari
hati Nurani nya, namun logika nya yang kadang rusak.
Saya sampai sekarang tidak bisa berhenti untuk menolong
orang, tidak bisa berhenti membantu orang asal saya bisa dan memang masuk akal.
Dan cenderung menolong dan membantu orang merupakan hobby saya,
sama seperti jika kita memiliki hobby sport , melelahkan dan
menyenangkan, bukan? Sama seperti berbuat baik, Lelah boleh, tapi jangan sampai
tidak lagi berbuat baik, karena kebaikan yang kamu perbuat, itu juga salah satu
yang menentukan kualitas dan nilai dari anugerah kehidupan yang sudah kita
miliki.
Dan to be honest, TUHAN juga tidak jahat, Dia tidak
selalu menempatkan semua orang yang tidak tulus dalam hidup saya, masih ada kok
orang yang tulus dalam hidup saya dan hidup kalian. Masih ada juga orang yang care
dengan kita secara tulus, mencintai kita secara tulus, dan sayang
sepenuhnya kepada kita secara tulus.
so, jangan sampai keadaan membuat kita berhenti
berbuat baik, karena keadaan yang tidak enak akan selalu ada untuk menjadi
sebuah ujian dalam hidup kita, pantaskah kita naik level? Stay saja?
Atau malah menjadi downgrade ?
Be nice to everyone, even though not everyone kind to us.
DONE
LOVE YA!
.jpg)
.jpg)


