HAL MENYERAH
HALO GUYS!
Saya tiba – tiba teringat dengan beberapa hal yang sering
saya denger Ketika ada kumpul – kumpul keluarga, jika sedang berkumpul ramai –
ramai , pasti ada setidaknya 2 sampai 3 hal nostalgia yang diceritakan.
Salah satu cerita yang menurut saya menarik yaitu,
“Dulu gua akhirnya mengalah nggak lanjut sekolah, demi lu
(adiknya) bisa sekolah tinggi, karena dulu papa (kakek nya) nggak mampu untuk
membiayai sekolah untuk kita semua”
Ini kata yang terucap oleh seorang ibu, dan saya sebelumnya
malah merasa, sepertinya itu hanya alasan ibu itu untuk menyerah kepada studi
nya. Tapi setelah saya pikirkan lebih dalam lagi, dan saya renungkan dan
tela’ah lebih lanjut, ternyata, itu bukan keputusan mudah untuk menjadi seorang
yang putus sekolah.
Akhirnya saya meng-interview ibu itu. Ya, memang
benar, dia dulu sangat suka dengan sekolah, apalagi dengan pelajaran
matematika, dan bahkan dia dulu punya cita – cita menjadi seorang tekniksi,
haha.
Dan saya lihat ada juga buah yang dia dapat, yaitu, adiknya
bisa menjadi seorang karyawati yang dapat dipercaya dan cukup sukses.
Yang saya mau bahas,
Seperti judul saya, “HAL MENYERAH”, tapi saya hari ini mau
mengatakan, “jika sesuatu sudah terlihat ujungnya, dan terlihat tidak ada
ending yang jelas untuk kita, disitulah kita harus menekan tombol MENYERAH”
Loh kok kesannya malah mematahkan semangat?
Contoh nih, apakah kamu mau mempertahankan seorang pacar yang
tidak setia? Mungkin jika sekali dia mengkhianati kita dan akhirnya minta ampun
dan tidak melakukan lagi, itu masih ada titik kejelasan. Namun, jika dia
mengkhianati, minta maaf, mengkhianati lagi, minta maaf lagi, dan terjadi
seperti it uterus – menerus, apakah layak kita pertahankan atau lebih baik
MENYERAH? Tapi apa bisa MENYERAH karena mungkin sudah terlalu bucin (BUDAK
CINTA) ?
Contoh lagi, jika kita sudah tahu dengan hal yang Namanya Perjudian,
itu adalah hal pembodohan, namun apakah sedikit yang mengikutinya dibanding
yang mau MENYERAH dengan nafsu berjudi nya?
Begitu sulitkah untuk memilih MENYERAH, dibanding
mempertahankan hal yang bodoh?
Masih banyak contoh kasus untuk hal yang layak untuk KITA
MENYERAH , dan juga banyak contoh kasus yang layak untuk juga kita PERTAHANKAN.
Tapi jika itu memang tidak membuat kita Bahagia, membuat kita
tersiksa, membuat kita tidak dapat melihat masa depan kita dengan jelas, lebih
baik TEKAN TOMBOL MENYERAH dalam hidup kita.
Saya pernah MENYERAH dalam hidup saya, yaitu dalam hal pertemanan.
And you know what, setelah saya menyerah dari hal itu, hidup saya
menjadi lebih berarti, menjadi sangat jelas dalam masa depan saya tanpa di
warnai “nongkrong tidak jelas”, “dosa sana sini”, dan lainnya.
Lalu, apakah sekarang saya tidak berteman? NOPE, saya
sekarang mempunya circle yang baru, dan tentu lebih membangun diri saya,
yang mana sudah pasti jumlah orang nya sudah lebih sedikit dari sebelumnya.
Percayalah, apabila kita sudah sadar, ada suatu hal yang
tidak baik dan tidak membangun dalam hidup kita, Ketika kita MENYERAH, dan mau
bangkit lagi dalam hal yang baru, pasti TUHAN akan menyiapkan suatu hal yang
lebih baik dari sebelumnya!
Dan juga kata terakhir, “Sometimes when we chose to
give up, it didn’t mean we are become a loser, it’s just a ‘CANCEL WIN’, and
one day, when we win, we’ll become more grateful than before, because we knew, it's not easy to achieve all of it” – AnHard, October
10th, 2022
DONE
LOVE YA!
.jpg)
No comments:
Post a Comment